Duasatu.net - Sudah lebih dari sepekan
Liquifieum Petroleum Gas (LPG) bersubsidi berukuran 3 Kg atau sering di sebut
gas melon bagi masyarakat menengah ke bawah dan kurang mampu di kecamatan Tebo
Tengah mendadak langka di pasaran, pun ada harganya lebihi dari ketentuan.
"Dari
sekian banyak pengguna gas subsidi Pemerintah di antaranya adalah Nurdin
seorang pedagang nasi goreng, biasa mangkal di jalan lintas Tebo ini bergantung
menggunakan gas ukuran 3 Kg, menuturkan sudah beberapa hari dia mengaku
kewalahan sampai berkeliling mencari LPG hingga ke desa Semabu kecamatan Tebo
Tengah, namun tak satu pun di dapat.
Keliling
bang, "saya cari gas, sampe ke Semabu nggak dapat. Kalau pun ada harganya
di pengecer bisa mencapai Rp.28-30 ribu pertabung. Padahal kalau harga biasanya
lebih kurang cuma Rp.18 ribuan kalau kita beli di pangkalan, tapi di pangkalan
juga gasnya gak ada (Langka,red) "imbuh Nurdin.
Senada
juga di keluhkan oleh Eer, ibu rumah tangga, sudah keliling kemana-mana cari
gas melon tak dapat. Sekali ada, harganya minta ampun sampe Rp. 28-30 ribu
"ucapnya meyakini.
Mengetahui
hal ini warga pengguna gas melon bersubsidi 3 Kg meminta kepada Aparat Penegak
Hukum (APH) dan Pemerintah daerah (Pemda) kabupaten Tebo supaya menindak pelaku
penjual gas bersubsidi nakal yang telah melebihi ketentuan dari pada Harga
Eceran Tetap (HET).
Sementara
itu Kepala dinas perindustrian perdagangan dan ketenaga kerjaan
(Disperindagnaker) Tebo M.Soleh melalui Kabid pasar Edi Sopian Kamis
(29/8/2019) mengatakan bahwa kalau gas 3 Kg langka itu tidak mungkin, tapi
kalau harga melebihi dari ketentuan bisa jadi "ucapnya.
"Menurut
Edi Sopian kuota gas melon subsidi tersebut di setiap agen yang ada di
kabupaten Tebo sudah sangat mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.
Memang
kita kemarin dapat laporan dari masyarakat kalau di kecamatan Tebo Tengah gas
melon katanya langka dan harganya selangit bisa capai Rp.30 ribu pertabung.
Hari ini "lanjut Edi kita juga dapat laporan hal yang sama terjadi di
kecamatan Tebo Ulu "katanya.
Yang
jadi persoalan langka dan mahalnya gas melon di dua kecamatan ini "tegas
Edi Sopian, "siapa yang bermain". Kalau agen rasanya tak mungkin, tapi
kalau pangkalan ataupun pengecer juga belum tau karena perlu ditelusuri
"imbuhnya.
"Jika
terjadi kelangkaan artinya gas tersebut ada kemungkinan atau dugaan di over
ketempat lain. Kalau sampai ini terjadi, siapapun pelakunya bakal di sangsi
tegas mulai pengurangan kuota sampai di cabut izinnya "tegas Edi lagi.
Oleh
karena itu "diakui Edi, pihaknya dalam waktu dekat bakal turun mengecek
langsung kondisi kelangkaan dan mahalnya harga gas 3 Kg, namun kapan waktunya
tak disebutkan secara pasti, bisa minggu ini atau minggu depan.
Dengan
begitu tambah Edi, jika warga atau masyarakat pengguna gas 3 Kg, "melihat
atau mendapati agen atau pun pangkalan juga pengecer yang bermain curang dan
nakal, tolong di foto sebagai bukti dan laporkan kepada kami agar bisa kita
ambil tindakan tegas "pintanya