Berdasarkan surat pengaduan 10 orang perwakilan masyarakat desa Pagar Puding, meminta keluhannya dapat ditindaklanjuti segera oleh pihak berwenang.
Dalam surat tersebut setidaknya ada 4 poin yang disampaikannya yaitu:
1.Kekhawatiran masyarakat terhadap pelaksanaan turap yang sedang proses pengerjaan. 2.Lambatnya progres pekerjaan sehingga masyarakat khawatir gagal tidak terselesaikan. 3.Dampak lalulintas material yang menyebabkan hancurnya jalan umum desa agar menjadi perhatian pemerintah. 4.Fakta dilapangan besi seetfile yang semestinya masih bisa nancap ke tanah dipotong-potong, warga khawatir turap tidak sesuai spek dan RAB kerja.
Menanggapi itu, Kepala BPBD Kab Tebo melalui Sekban, Ahmad Roni, Selasa 16 September 2025 via telpon mengaku sudah mendapat informasi keluhan warga, salah satunya soal besi seetfile itu ada namanya Kalendering atau pukulan hammer ketika dipukul 10 kali paling maksimal masuk 10 CM sudah masuk ke tanah keras.
Ketika masuk ke tanah keras dipaksa terus seetfile akan lari, jika besi tersisa akan dipotong mungkin itu yang di pertanyakan oleh masyarakat takutnya tidak kuat, secara teknis saya sudah koordinasi dengan konsultan, potongan besi yang ditumpuk untuk barang bukti," kata Roni.
Lanjut Roni, jalan yang di khawatirkan masyarakat, kalau dibilang rusak berat belum, namanya benda berat pasti ada perubahan dengan kondisi jalan sebelumnya. "Saya sudah koordinasi sama pelaksana secara taktis jalan yang dilewati nanti akan di tangani.
Ungkap Roni, sebelum pekerjaan di mulai, ada sosialisasi ke masyarakat
di lakukan oleh pihak kepala desa.
Kemudian Roni menyebutkan, kalau lambatnya progres pengerjaan turap bukan masyarakat saja sesak nafas melihatnya, kami BPBD juga sama, dan sudah berulang kali rapat dengan pejabat pelaksana teknis (PPTK), tim teknis, konsultan, untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Namun sambung Roni, sampai saat ini belum ada upaya yang maksimal, kalau progresnya ada, tadi saya sudah rapat terkait itu, di sampaikan, kami sudah dapat surat dari BMKG, sekarang sudah masuk musim hujan meski intensitasnya menengah.
" Tapi ingat, timpal Roni, kita ini kerja di Sungai Batanghari dan Batanghari bukan punya Jambi saja karena hulu sungainya dari Sumatera Barat, kalau hujan efeknya ke kita juga, kami setuju kekhawatiran warga mengingatkan.
" Kami sudah sampaikan ke rekanan, kita juga engap-engapan, selesai apa tidak pengerjaan turap ini, namun dari sisi realisasinya,contoh sekarang ada 2 crane, crane yang ke dua sudah 15 hari kerjanya belum maksimal, ini yang kita dorong terus," imbuh Roni.
" Yang jelas kalau ada temen-temen DPR mau turun kami sangat setuju, disatu sisi kendala yang ada selama ini nyinyir untuk percepatan progres dilapangan biar dilihat juga sama konsultan semoga jadi motivasi pelaksanaan kedepan,"kata Roni. (ARDI)