Massa PMII Tebo berdialog dengan Wabup/foto dok Ardi
Dalam orasinya pengunjuk rasa menolak penundaan masa jabatan presiden 3 periode, kenaikan harga minyak goreng (Migor) dan kelangkaan BBM jenis pertalite di Kabupaten Tebo.
" Massa meminta Bupati untuk menemui pengunjuk rasa, karena sedang tidak di tempat, Wakil Bupati Syahlan, Sekda Teguh Arhadi, asisten di dampingi beberapa pejabat menemui pengunjuk rasa.
Tak berapa lama berdialog dengan Wabup, pengunjuk rasa bergeser ke gedung DPRD Tebo, di sini mereka di terima oleh unsur pimpinan, Ketua DPRD, Mazlan, Wakil ketua I Aivandri dan Wakil Ketua II Syamsu Rizal, tuntutan mereka masih sama seperti sebelumnya.
Sapro, koordinator aksi mengatakan, selain menolak penundaan masa jabatan presiden 3 periode, meminta kepada Pemkab Tebo untuk mencarikan solusi ketersediaan Migor yang harganya terlalu mahal.
" Selain itu lanjut Sapro, langkanya BBM jenis pertalite yang saat ini sulit didapat di keluhkan warga. Sapro menduga, banyak orang memainkan harga pertalite di samakan dengan pertamax, dan kepada Pemkab Tebo diminta mencari solusinya supaya tetap stabil tidak ada kelangkaan BBM di setiap POM bensin yang ada di Tebo.
" Namun sayangnya kata Sapro, Bupati tidak hadir untuk menandatangani fakta integritas. Supaya kedepannya bagaimana Migor dan BBM bisa tersedia di Kabupaten Tebo, dengan murah,"ucapnya.
Sapro mengancam akan mengadakan aksi selanjutnya sampai Bupati Tebo menandatangani fakta integritas bersama para mahasiswa. (ARD)
