Konflik Lahan Warga Dengan PT WKS, HKTI Tebo Berharap Jangan Ada Kekerasan dan Pemaksaan - Media Online : www.duasatu.net

Sabtu, 17 Mei 2025

Konflik Lahan Warga Dengan PT WKS, HKTI Tebo Berharap Jangan Ada Kekerasan dan Pemaksaan

Ketua DPC HKTI Kab Tebo, Pardamean Ritonga/foto: redaksi duasatu

TEBOJAMBI,DUASATU.NET- Ketua DPC himpunan kerukunan tani indonesia (HKTI) Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi Parda Ritonga menyayangkan terhadap konflik penggusuran lahan petani di dusun Wonorejo Kecamatan Tengah Ilir yang di lakukan oleh PT Wira Karya Sakti (WKS), "ujarnya, Sabtu 17 Mei 2025.

" Saya berharap sebagai Ketua HKTI Kab Tebo mohon kepada pihak-pihak, penanganannya di lakukan dengan baik jangan sampai ada kekerasan maupun pemaksaan dan sebagainya terhadap petani," pinta Parda. 

Menurut informasi yang saya dapat, penjelasan dari pihak WKS katanya, lahan petani itu di perjual belikan oleh oknum, lanjut Parda, saya jawab kalau WKS tau tanah kalian di penjual belikan kenapa tidak di tangkap jangan masyarakat yang jadi korban. 

" Kemudian ada lagi alasannya karena petani tidak ada KTP, saya bilang kalau seumpamanya warga sini punya kebun di Timika tapi tidak ada KTP disana lalu digusur orang apa perasaan kita,"imbuh Parda. 

" Sebagai negara yang berazaskan Pancasila harus melaksanakan butir-butir Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,"sambungnya.

Itulah tanggapan dari HKTI Kab Tebo dan semoga pemerintah bisa lebih aktif menyelesaikan permasalahan ini sebelum benih-benih perpecahan itu tumbuh,"ungkap Parda. 

Parda melanjutkan, tugas kita sebagai advokasi petani tetap ada di belakang petani, dalam hukumnya nanti seperti apa akan ada prosesnya. 

Selain itu Parda juga menambahkan, laporan yang saya dapat, lahan yang di tanami sawit tersebut sudah di panen oleh petani yang digusur oleh WKS menggunakan unit alat berat excavator berkisar 40 hektar, mungkin jumlah yang terdata sekitar 8 kepala keluarga. 

"Jadi pihak WKS menggusur lahan itu di duga berlandaskan kelompok tani (Poktan) dan Poktan ini dibuat alasan mengusir warga disana, karena tanah sudah mereka kuasai, di tanam dan berbuah bahkan sudah dipanen,namun di klaim masuk areal kelompok tani Maju Jaya yang bermitra dengan WKS," pungkas Parda. (ARD







Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda