Pasca Pilkada Serentak 2020, Ini Kata Agus Budi Yarso Dalam Artikelnya - Media Online : www.duasatu.net

Senin, 04 Januari 2021

Pasca Pilkada Serentak 2020, Ini Kata Agus Budi Yarso Dalam Artikelnya

Agus Budi Yarso

DUASATU.NET- Pilkada serentak tahun 2020 telah usai, Pilkada ialah salah satu cara negara dalam mencari pemimpin terbaik untuk menjalankan roda pemerintahan dan membentuk tatanan demokrasi.

Menurut Hans Kelsen, filsuf dan ahli hukum dari Austria, "pengertian demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Kekuasaan negara dilaksanakan oleh wakil-wakil rakyat yang terpilih, rakyat yakin segala kehendak dan kepentingannya akan di perhatikan oleh wakil rakyat dalam melaksanakan kekuasaan negara.

Merujuk pada pendapat itu jelas kecerdasan rakyat sangatlah berpengaruh dalam menentukan pemimpin yang akan di lahirkan, seperti kata-kata bijak mengatakan pemimpin berkualitas lahir dari pemilih yang cerdas.

Kalau kita mau persempit pembahasan atau ambil salah satu daerah yang mengikuti pilkada serentak, misalkan pilkada Kabupaten Batanghari yang sampai saat ini masih menjadi kenangan tersendiri bagi saya pribadi.

Pengalaman dalam mengikuti kontestasi Pilkada di Kabupaten Batanghari dengan posisi sebagai Ketua Media Centre Fadhil-Bakhtiar. Saya melihat ada 3 catatan penting persoalan budaya dan karakter masyarakat dalam hal menentukan pilihannya, di antaranya, Pemilih Pragmatis, pemilih yang menentukan pilihannya berdasarkan kebutuhan saat hari pemilihan saja. Misalkan, akan memilih apabila diberikan uang atau barang.

Pemilih Opportunis pemilih yang menentukan pilihannya berdasarkan kepentingan, misalkan akan memilih apabila mendapatkan sesuatu jabatan/tahta yang biasanya dari kalangan birokrat, proyek dalam skala besar oleh pemilik modal atau kaum kapital dan lain sebagainya.

Pemilih Ideologis, pemilih yang menentukan pilihannya berdasarkan rasionalitas, misalkan melihat, mendengar dan bertemu langsung dengan pasangan calon untuk memahami visi misi serta program kerja yang akan dilakukan selama periodesasi berjalan.

Dari ketiga budaya dan karakter pemilih itu, secara pribadi saya sangat bersyukur melihat antusias masyarakat dengan rasionalitas menginginkan perubahan di kabupaten Batanghari. 

Ini terbukti menangnya pasangan calon Fadhil-Bakhtiar melawan politik dinasty dengan selisih perolehan suara yang sangat jauh hampir sebelas ribu dari dua pasangan calon lainnya.

Artinya, pemilih ideologis di kabupaten Batanghari sangat tinggi, walaupun masih ada sebahagian yang masih berfikir serta bertindak pragmatis dan opportunis. Karena itu, kita berkeyakinan budaya dan karakter pemilih sangat menentukan kemajuan pembangunan masa depan di kabupaten Batanghari dengan tingginya pemilih yang ideologis atau mengedepankan rasionalitas.

Masa dimana kita memuji seseorang atau pasangan calon untuk memperkenalkan diri kepada orang banyak dalam rangka peningkatan Popularitas.

Masa dimana kita harus menguji seseorang atau pasangan calon untuk melihat kesungguhan atau keseriusannya di dalam mensosialisasikan diri dari berbagai sudut pandang dengan prestasi serta pengalaman yang dicapai selama ini, sehingga masyarakat merasa yakin untuk menentukan pilihan terhadap dirinya. Masa ini biasanya dalam rangka peningkatan elektabilitas.

Masa dimana kita harus menentukan tindakan/pilihan berdasarkan hati nurani dari ide dan gagasan berbentuk visi misi yang disampaikan oleh seseorang atau pasangan calon. Masa ini biasanya sangat sakral, dalam rangka melihat siapa sebagai pemenang pilihan rakyat.

Dari 3 hal tersebut dapat disimpulkan bahwa siapapun pemenang dalam kontestasi demokrasi di negara ini adalah kemenangan bersama yaitu kemenangan masyarakat, karena konstitusi kita mengatur bahwa pemenang merupakan pemilik suara terbanyak.

Menang kalah itu sudah biasa dalam pemilihan umum, karena sejatinya hidup itu adalah pilihan, tidak ada lagi nomor pemilihan pada saat kontestasi telah berakhir, yang ada hanyalah pemimpin rakyat terpilih. Untuk itu wajib bagi seluruh masyarakat untuk bahu-membahu mewujudkan pembangunan bersama pemimpin yang ditentukan sebagai pemenang secara aturan main negara. (Ilham)

Penulis : Agus Budi Yarso (MC, Fadhil-Bakhtiar)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda