Nanang Suyanto, Kabid TPH Disperta Kabupaten Tebo/foto dok duasatu.net
Terkait hal itu Kepala dinas pertanian dan tanaman pangan (Disperta) melalui Kabid Tanaman Pangan Holtikultura (TPH) Nanang Suyanto mengatakan, tanaman kedelai ada penangkaran dan monokultur, boleh di jadikan konsumsi dan benih tapi di Tebo identiknya selama ini untuk benih, "Jum'at (4/3/2022).
Jadi kalau ada para pengrajin tahu dan tempe demo kedelai mahal, stok kosong, itu tidak ada hubungannya dengan Tebo karena selama ini kita hanya produksi benih, "kata Nanang.
Nanang mengungkapkan, justru saat ini luas lahan dan produksi kedelai di Tebo semakin berkurang karena kebanyakan petani menanam dengan cara tumpang sari dengan tanaman mereka sendiri.
Sebelumnya luas lahan tanaman kedelai di Kabupaten Tebo tahun 2021 ada 2 ribu hektar, sekarang berkurang menjadi seribu hektar karena dipengaruhi banyak faktor seperti harga karet dan sawit yang mulai membaik,"ungkap Nanang.
" Makanya lanjut Nanang, kami tidak berani mengambil banyak karena tren di perkebunan naik, daripada kedelai nanti tidak ditanami oleh petani, kita suport mereka yang benar-benar mau tanam.
" Karena memang dari dulu komoditi kedelai ini menjadi persoalan Nasional, "pungkasnya. (ARD)
